02 September 2020

Sejarah Desa

Pada mulanya desa Bogorejo terdiri dari 2 (dua) desa yakni desa Barat atau disebut juga desa Sambigantung yang berwilayah di daerah sebelah selatan, dan desa Gombel berwilayah di sebelah utara.

Pada akhirnya di zaman penjajahan Belanda diadakan penyederhanaan wilayah, yaitu penggabungan dua desa menjadi satu.

Pada awal ceritanya, sewaktu desa Bogorejo masih berupa hutan belantara, datanglah pendatang yang konon berasal dari Mataram (Yogyakarta) yang bernama Potro. Disitu mereka mendirikan pemukiman baru. Tetapi berhari-hari rumah yang dibuatnya tidak dapat diselesaikan karena selalu dibawa angin besar (bahasa jawa "angin" = "barat"). Sehingga pada saatnya daerah ini telah menjadi pemukiman yang disebut Barat. Barat disebut pula Sambigantung karena di dekat daerah ini terdapat pohon sambi yang pernah digunakan untuk bunuh diri seseorang pesinden dengan cara menggantung. Tetapi sebutan ini tidak dipergunakan oleh masyarakat, biarpun sampai saat ini peninggalan ini masih ada.

Sedangkan sejarah desa Gombel menurut ceritanya berasal dari kata Gombal (orang-orang yang melarat). Konon penduduk Gombel berasal dari orang-orang yang miskin atau pengemis yang berkumpul di dekat makam seberang jalan jurusan Madiun, yang dipimpin oleh salah seorang diantara seorang pengemis tersebut. Karena tanah sebelah selatan masih kosong, maka berpindah ke sebelah selatan dan ditambah sebagian dari desa Barat. Karena semakin lama semakin ramai maka dibentuk pula menjadi sebuah desa yang disebut Gombel, karena penduduknya terdiri dari orang-orang melarat (bahasa jawa "melarat"="nggombal")

 

ARI SUPRIYADI (KEPALA DESA)    SHOLEKAH, S.E. (KAUR TU DAN UMUM)    IMAM FAUZI (KASI PELAYANAN)    WALUYO (KASI KESEJAHTERAAN)    PARTINI (KAUR KEUANGAN)    NURUL KHASANAH, S.PD. (SEKRETARIS DESA)    RISQI BUDI SANTOSO, S.PD. (KAUR PERENCANAAN)    HARJITO (KASI PEMERINTAHAN)    JOKO PURWANTO (KAMITUWO I)    MARDIKUN (KAMITUWO II)    SUWARNO (KAMITUWO III)